Mata Juling
Mata anak saya sering terlihat tidak fokus
Sepasang suami istri datang ke klinik dengan anaknya yang bernama Brian yang berusia 5 tahun dengan keluhan mata anaknya sering tidak fokus, terutama kalo sedang melamun. Hal ini dirasakan oleh kedua orang tua semenjak anaknya berusia 3 tahun.
Keluhan mata tidak fokus merupakan keluhan yang sering ditemui di klinik. Tidak fokus di sini dimaksudkan kedua mata tidak sinkron, strabismus/squint atau dalam bahasa awam disebut juling. Berbicara mengenai juling secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis, yang pertama adalah Esotropia (juling ke arah dalam) dan kedua Exotropia (juling ke arah luar) baik esotropia maupun exotropia dapat terjadi primer karena ketidakseimbangan dari kekuatan otot bola mata maupun sekunder seperti trauma dan mata malas.
Bayi baru lahir (newborn) biasanya agak sedikit esotropia yang akan menghilang pada usia di atas 3 bulan pertama kehidupan dimana penglihatan mulai terbentuk dan koordinasi dari kedua otot mata mulai ada. Bila setelah diatas 3 bulan bayi masih terlihat juling hal ini disebabkan karena kelainan bawaan (congenital).
Untuk ras Asia jenis juling yang paling sering didapati adalah exotropia, sedangkan untuk kaukasia lebih sering esotropia. Untuk di Indonesia jenis intermiten exotropia yaitu juling yang tidak selalu terlihat. Lebih sering terlihat kalau anak sedang capek atau melamun sangat banyak dijumpai, dimana juling dijumpai mulai pada usia 2 tahun dan semakin lama juling terlihat semakin jelas. Pada kasus juling terdapat beberapa fase:
1. Untuk penglihatan jauh sering lari, untuk melihat dekat normal
2. Untuk penglihatan jauh juling, untuk melihat dekat normal
3. Untuk penglihatan jauh juling, untuk melihat dekat mulai sering lari
4. Untuk penglihatan jauh juling, untuk melihat dekat juling
Juling jenis ini biasanya akan semakin terlihat pada saat anak lelah ataupun melamun, keluhan yang sering timbul karena juling ini biasanya sering silau terutama pada saat aktivitas outdoor serta sering jatuh/nabrak yang disebabkan karena terbatasnya lapang pandang.
Sangat penting dalam penatalaksanaan juling adalah melakukan diagnosis dengan tepat, artinya harus benar-benar ditegakkan apakah ini juling murni ataukah ada kelainan lain yang mendasari terjadinya juling tersebut, karena penatalaksanaanya sangat berbeda.
Untuk juling yang disebabkan karena adanya komponen kacamata/akomodasi maka kebanyakan kasus tidak perlu dilakukan tindakan operasi, atau bila terdapat kelainan lain yang mengakibatkan gangguan penglihatan pada satu mata, maka harus dilakukan terapi dahulu agar penglihatan mata yang lemah tidak berbeda jauh dengan mata yang sehat setelah itu baru dilakukan terapi julingnya.
Terapi juling murni dapat berupa konservatif ataupun operatif. Terapi konservatif dilakukan bila juling tidak terlalu terlihat, dalam hal ini dapat diberikan kacamata prisma, kacamata overkoreksi. Untuk terapi operatif dilakukan penyesuaian tonus otot-otot bola mata, semakin besar sudut deviasi antara kedua mata semakin banyak banyak jumlah otot yang akan dilakukan penyesuaian.
Pada kasus Brian, berdasarkan pemeriksaan, untuk Brian ditegakkan diagnosis intermiten exotropia, dan karena julingnya jelas terlihat baik untuk melihat jauh juga melihat dekat dan tidak ada komponen kacamata, maka dilakukan operasi strabismus pada kedua matanya dalam general anesthesia. Setelah 2 bulan kemudian mata Brian sudah tidak terlihat juling lagi, serta keluhan silau dan sering jatuh tidak dirasakan lagi.