JIKA ANAK CEMAS, HARUSKAH MENUNDA KUNJUNGAN KE DOKTER GIGI?
Setiap anak merupakan individu yang unik dan memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada yang berani, ada yang pemalu, ada yang takut bertemu orang yang baru dikenal. Begitu pula dalam kunjungan anak ke dokter gigi, ada yang menikmati kunjungan pertamanya, ada yang slow to warm up, ada yang cemas dan menangis ketika kunjungan pertama.
Anak cemas ke dokter gigi dapat disebabkan beberapa hal. Selain memang karakter anak yang penakut, bisa juga karena hal lain seperti ditakut-takuti oleh kakak, kunjungan ke dokter gigi sebelumnya yang kurang menyenangkan, atau orang tua yang juga cemas dan memiliki pengalaman buruk dengan dokter gigi. Kecemasan orang tua akan sangat mempengaruhi mental anak, sehingga orang tua perlu berusaha tetap tenang baik sebelum kunjungan maupun ketika kunjungan.
Memeriksakan anak ke dokter gigi sama pentingnya dengan membawa anak ke dokter untuk vaksinasi, yakni bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit. Kesehatan gigi anak sangat penting untuk menjaga kualitas hidup anak agar asupan nutrisi anak dapat terjaga dengan baik dan pertumbuhan serta perkembangannya baik. Dengan memeriksakan gigi anak, penyakit infeksi karies gigi atau yang lebih dikenal dengan lubang gigi, dapat kita cegah. Bila karies sudah terjadi, sudah semestinya orang tua membawa anaknya untuk datang ke dokter gigi tanpa menunda-nunda.
Jika anak cemas, apakah orang tua harus menunda? Terkadang karena usia anak yang masih muda, misalkan dibawah 3 tahun, orang tua juga belum yakin apakah anaknya bisa ditangani oleh dokter gigi sehingga orang tua juga cemas. Anak dibawah usia 3 tahun umumnya memang belum banyak yang bisa kooperatif pada kunjungan pertama ke dokter gigi. Ada pula anak yang lebih besar, namun takut dan cemas, atau bahkan menolak ke dokter gigi. Orang tua harus memutuskan untuk membawa anak ke dokter gigi meskipun anak menolak, karena anak belum bisa mengambil keputusan dan orang tualah yang harus melakukannya.
Dokter gigi anak memiliki berbagai cara pendekatan agar anak menjadi kooperatif. Salah satunya adalah distraksi ketika pemeriksaan/ tindakan dengan memutarkan film atau lagu kesukaan anak. Cara lainnya adalah dengan modelling yaitu anak melihat seorang model/ karakter yang sedang melakukan kunjungan ke dokter gigi. Hal ini dapat dilakukan secara langsung, misalkan dengan melihat kakaknya yang sudah kooperatif, atau dapat dilakukan oleh orang tua di rumah sebelum kunjungan, yakni dengan menonton dari media online atau film kartun. Terkadang dokter gigi anak akan melakukan pendekatan yang lebih mendalam, misalkan dengan voice control, yakni cara berbicara dokter gigi anak akan lebih ditekankan dan ditegaskan sesuai dengan perilaku anak pada saat tersebut (misalkan anak berteriak). Dengan adanya berbagai macam teknik pendekatan pada anak, kiddieparents tidak perlu ragu lagi untuk membawa anak ke dokter gigi.