date

24 jam (Senin - Minggu)

date

Call Us
(021) 6452121

Article Section

news

GUSI BENGKAK PADA ANAK

Masalah gusi pada anak sering terjadi pada anak, salah satunya adalah gusi bengkak. Gusi bengkak akan tampak berwarna merah meradang, kadang diiringi dengan perdarahan dan rasa nyeri ketika makan atau menyikat gigi atau bahkan nyeri bisa datang secara spontan (tidak sedang makan). Berikut adalah factor-faktor yang menyebabkan gusi bengkak:

  1. Infeksi gigi

Gusi bengkak karena infeksi gigi biasanya disebabkan oleh lubang gigi yang sudah mencapai saraf gigi atau kasus trauma (terbentur atau jatuh). Pembengkakan ini disebut dengan abses gigi. Jika abses terbentuk, saraf gigi sudah mengalami pembusukan. Pada kebanyakan kasus, abses terlokalisasi di area gusi 1 atau 2 gigi yang berlubang atau yang terbentur dan berisi nanah. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat pada anak, terutama pada saat malam hari ketika tidur dan saat mengunyah makanan. Abses gigi biasanya juga disertai demam pada anak. Pada kasus yang parah dapat menimbulkan pembengkakan sampai area pipi dan bawah mata. Untuk menghilangkan rasa sakit sementara dapat digunakan obat-obat penghilang nyeri (pain killer), namun setelah itu harus langsung dibawa ke dokter gigi terdekat untuk dilakukan perawatan.

 

  1. Radang gusi (gingivitis)

Pada kasus ini, gusi biasanya terlihat kemerahan dan sering berdarah ketika menyikat gigi dan mungkin saja anak tidak merasa sakit. Hal ini disebabkan oleh kebersihan mulut yang buruk sehingga plak atau karang gigi menempel di perbatasan antara gusi dan gigi sehingga menyebabkan gusi menjadi radang. Pastikan penyikatan gigi sudah dilakukan dengan cara dan waktu yang tepat. Anak-anak di bawah usia 8 tahun hendaknya masih diberikan pendampingan ketika menyikat gigi sehingga gigi dan gusi dalam kondisi bersih. Jika melihat kondisi gingivitis sebaiknya orangtua juga dapat memeriksakan kondisinya pada dokter gigi.

 

  1. Makanan yang menyangkut pada gigi (impaksi makanan)

Makanan ayng terselip di gigi dan tidak segera dibersihkan dapat menumpuk dan menyebabkan gusi bengkak. Biasa makanan terjepit di antara celah gigi dan tidak dapat terambil dengan sikat gigi. Oleh karena itu, dianjurkan untuk melakukan flossing dengan benang gigi setelah penyikatan gigi supaya tidak ada makanan yang tersisa. Tidak disarankan memakai tusuk gigi untuk mengambil makanan yang terselip di antara gigi karena khawatir akan mendorong makanan masuk lebih jauh ke dalam gusi. Kondisi ini biasa menyebabkan rasa nyeri yang cukup mengganggu pada anak. Jika setelah flossing dan penyikatan gigi anak masih merasa nyeri, hendaknya langsung diperiksakan ke dokter gigi.

 

  1. Tumbuh gigi

Kondisi ini merupakan kondisi yang normal terjadi pada anak tapi biasanya gejalanya kurang menyenangkan dan kurang nyaman pada anak. Pada anak bayi usia 6 bulan hingga 2,5 tahun, kerap kali masalah tumbuh gigi ini masih menjadi tantangan bagi para orang tua dan sering disebut teething syndrome. Gejala yang sering terjadi adalah pembengkakan dan kemerahan pada gusi, jika ditekan gusi berasa keras seperti ada gigi yang akan tumbuh, drooling (mengeces), anak sulit makan, anak suka menggigit jari atau benda yang keras dan memasukkan tangan ke mulut, dan kadang disertai demam ringan. Pada kondisi ini biasanya bisa diatasi dengan pemijatan halus dengan menggunakan kassa atau jari bersih, penggunaan teether atau makanan dingin yang keras atau bertekstur untuk efek soothing.

 

  1. Kondisi sistemik

Beberapa kelainan kondisi sistemik dapat menyebabkan pembengkakan pada gusi. Hal ini biasanya terjadi pada kondisi malnutrisi, kondisi hormonal ketika puber, atau pada beberapa kelainan darah seperti leukemia. Pada kondisi anak yang membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu panjang juga juga dapat menyebabkan pembesaran gingiva misalnya pada kasus epilepsi. Untuk kasus-kasus ini dibutuhkan perawatan multidisiplin antara dokter gigi anak dengan dokter anak.

 

drg. Thea Kirana, Sp.KGA

Share this article

Comment (0)

Leave Comment

FREE EBOOK!